Sugino: “Dari Buruh Tani Menjadi Widyaiswara”
Bagi Sugino, keberhasilan bukan hanya tentang jabatan atau gelar, melainkan tentang manfaat yang bisa ia berikan bagi petani, peternak, dan penyuluh di seluruh Indonesia. Dari tanah Klaten hingga panggung pelatihan internasional, Sugino adalah bukti nyata bahwa kerja keras, kecerdasan, dan keikhlasan bisa membawa siapa saja menuju puncak pengabdian.

Sugino:
“Dari Buruh Tani Menjadi Widyaiswara”
Tidak sedikit rekan penyuluh pertanian, khususnya di Bali, yang pernah berjumpa dengannya. Dulu, ia kerap blusukan, hadir dalam kegiatan pendidikan dan latihan, P4S, hingga program penyuluhan di Bali. Namun, hanya segelintir yang benar-benar mengenalnya. Tak heran, pertanyaan yang sama berulang kali muncul di meja redaksi perhiptanibali.com: “Siapa sebenarnya dia?”
Untuk menjawab rasa ingin tahu tersebut, redaksi perhiptanibali.com menyajikan kisah perjalanan karier beliau, dari awal pengabdian hingga perannya saat ini sebagai widyaiswara dan penggerak penyuluhan pertanian.
Lengkapnya, Dr. Sugino, SP., M.Si. lahir dari keluarga sederhana di Desa Plosowangi, Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Putra seorang buruh tani ini menempuh pendidikan dasar hingga menengah di tanah kelahirannya, lalu melanjutkan ke SPP-SPMA dan lulus pada tahun 1986. Sejak muda, jalan hidupnya tak lepas dari dunia pertanian.
Perjalanan kariernya dimulai pada 1988 sebagai pegawai honorer di Balai Latihan Pegawai Pertanian Noelbaki, Kupang. Dengan semangat kerja yang tak kenal lelah, ia ikut mengubah kawasan hutan balai menjadi lahan usaha tani. Dedikasi itu membawanya diangkat menjadi CPNS pada 1991.
Tahun 1994, Sugino mendapat kesempatan emas mengikuti pendidikan kedinasan di Akademi Penyuluhan Pertanian dan lulus pada 1997. Dua tahun kemudian, ia menuntaskan studi sarjana pertanian di STIPER Tribhuwana, Malang. Kariernya kemudian berlanjut ke Balai Diklat Pertanian Batu pada 2001, yang kini dikenal sebagai Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu.
Perjalanan akademiknya tak berhenti. Maret 2006 ia diangkat sebagai Widyaiswara Ahli Pertama, lalu melanjutkan studi Magister Ilmu Ternak di Universitas Diponegoro. Tahun 2008, ia kembali aktif sebagai widyaiswara di BBPP Batu, hingga akhirnya meraih gelar doktor (S3) di Universitas Brawijaya Malang, lulus pada 5 Januari 2024.
Pengalaman pelatihannya pun terbilang luas, baik di dalam maupun luar negeri. Mulai dari budidaya jambu mete, kakao, persusuan, metodologi penyuluhan pertanian, hingga sertifikasi penyuluh. Ia juga mengikuti pelatihan internasional, antara lain di Thailand 2010 dan 2013 serta seminar teknologi pertanian modern di Tiongkok 2015.
Dalam jabatan struktural, Sugino pernah dipercaya sebagai Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan 2018–2020 serta Kepala Bagian Umum 2020–2022 di BBPP Batu, termasuk saat menghadapi tantangan pandemi Covid-19. Ia turut mendorong penerapan ISO 37001:2016 sebagai bentuk komitmen transparansi dan akuntabilitas lembaga.
Sejak 2022 hingga awal 2024, ia kembali ke tugas manajerial sebagai koordinator penyelenggaraan pelatihan, menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah maupun swasta. Pada Maret 2024, Sugino resmi menjadi Widyaiswara Ahli Madya sekaligus Ketua Divisi Budidaya Ternak Ruminansia, dengan moto sederhana namun penuh makna “Ternak lahir sehat, produksi baik.”
Bagi Sugino, keberhasilan bukan hanya tentang jabatan atau gelar, melainkan tentang manfaat yang bisa ia berikan bagi petani, peternak, dan penyuluh di seluruh Indonesia. Dari tanah Klaten hingga panggung pelatihan internasional, Sugino adalah bukti nyata bahwa kerja keras, kecerdasan, dan keikhlasan bisa membawa siapa saja menuju puncak pengabdian.
What's Your Reaction?






