Jadam Sulfur, Resep Alami Gempur “Kanker Ganas” Batang Durian

Dari ratusan pohon itu, 105 pohon sempat terkena “kanker” ganas. Batangnya luka menghitam membuat getah terus menetes. Pohon-pohon itu berdiri dalam keadaan lemah, seperti menunggu ajal. Berkat resep alami racikan dari penyuluh pertanian mampu menggempur Kanker ganas itu. Kini, luka itu mengering, daun muda bermunculan, bahkan beberapa pohon kembali berbunga.

Sep 2, 2025 - 07:13
 0  69
Jadam Sulfur, Resep Alami Gempur “Kanker Ganas” Batang Durian

Jadam Sulfur, Resep Alami Gempur “Kanker Ganas” Batang Durian

Kolaborasi kelompok tani dan penyuluh Pertanian hasilkan solusi ramah lingkungan untuk menyelamatkan tanaman durian di Desa Banjar, Kabupaten Buleleng Bali. Petani Gopala Nandini racik Jadam Sulfur. Pohon durian yang nyaris mati kini hidup kembali. Jadam Sulfur, ramuan sederhana karya petani, buktikan efektivitas selamatkan kebun durian.

Harapan baru tumbuh di kebun-kebun durian milik petani Kelompok Tani Ternak Gopala Nandini, Banjar Dinas Perampas, Desa Banjar. Sejak Maret 2025, mereka bersama Koordinator BPP Kecamatan Banjar, PPL Wilbin Desa Banjar, dan PPL Kecamatan Banjar mulai mempraktikkan pembuatan sekaligus penerapan Jadam Sulfur, pestisida organik hasil racikan sendiri.

Langkah sederhana ini ternyata menjadi jawaban dari kegelisahan petani atas serangan penyakit mematikan durian, yakni kanker batang dan karat daun. Istilah "Kanker" pada tanaman durian adalah penyakit kanker batang atau kanker bercak, yang disebabkan oleh jamur patogen Phytophthora palmivora. Penyakit ini ditandai dengan luka pada kulit batang yang mengeluarkan lendir merah (gum), yang kemudian menyebabkan kulit batang mengelupas hingga memperlihatkan kayu. 

“Awalnya saya pesimis, beberapa pohon durian Montong saya sudah parah. Tapi setelah rutin mengaplikasikan Jadam Sulfur sejak bulan Maret lalu, perlahan luka kanker mengering, kulit batang mulai pulih, bahkan muncul tunas baru,” tutur Pak Budi, salah satu petani anggota Gopala Nandini dengan wajah berbinar.

Apa itu Jadam Sulfur?

Jadam Sulfur merupakan bagian dari metode pertanian alami Jadam (Joint Alami dan Masa). Dibuat dengan bahan sederhana dan difermentasi, larutan ini bekerja sebagai fungisida sekaligus bakterisida alami. Keunggulannya, selain murah dan mudah dibuat, Jadam Sulfur ramah lingkungan serta tidak merusak keseimbangan tanah.

Sulfur (belerang) adalah salah satu nutrisi makro sekunder yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman durian. Proses aplikasinya pun sederhana. Batang yang terinfeksi dibersihkan lebih dulu, kemudian larutan dioleskan atau disemprotkan secara merata. Aplikasi dilakukan secara berkala, satu hingga dua minggu sekali, tergantung parahnya infeksi. Komposisi penggunaan Jadam Sulfur harus diperhatikan dengan hati-hati karena komposisi yang terlalu tinggi bisa bersifat fitotoksik (meracuni tanaman).

Shinta Istihsan, S.P, PPL Wilbin Desa Banjar menegaskan bahwa penggunaan Jadam Sulfur dapat membantu pemulihan durian yang sudah terinfeksi penyakit. “Pada tanaman durian yang terserang kanker batang, dengan penanganan tepat dan penyemprotan Jadam Sulfur secara teratur, pohon bisa pulih dan kembali sehat,” ungkapnya.

Kesaksian Lapangan

Bukan hanya Pak Budi, kisah keberhasilan juga datang dari petani lain. Dewa Suka, mengaku hampir kehilangan pohon durian kesayangannya. “Getah busuknya sempat terus keluar. Tapi setelah konsisten memakai Jadam Sulfur, luka batang mengering. Pohonnya sekarang hidup kembali,” ujarnya dengan lega.

Sementara itu, Wayan Suwastawa Giri, S.P., selaku Koordinator BPP Kecamatan Banjar, menyebut inovasi ini sebagai bukti kemandirian petani. “Kami menyaksikan sendiri pohon-pohon yang tadinya diprediksi tumbang kini bisa diselamatkan. Jadam Sulfur memberi jalan keluar yang berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada fungisida kimia.”

Solusi dari Petani untuk Petani

Keberhasilan Jadam Sulfur tidak hanya menyelamatkan pohon durian, tetapi juga menumbuhkan optimisme di kalangan petani. Mereka semakin yakin bahwa solusi alami seperti ini mampu menjaga produktivitas sekaligus kelestarian lingkungan.

Di balik keberhasilan petani Gopala Nandini melawan serangan kanker batang durian, ada sosok yang terus menyalakan semangat gotong royong, Dewa Ketut Sutama, sang Ketua KTT Gopala Nandini. Kelompok ini menaungi 28 orang anggota dengan lahan garapan seluas 20 hektare, terdapat sekitar 976 pohon durian tumbuh subur.

Dari ratusan pohon itu, 105 pohon sempat terkena kanker batang luka menghitam yang membuat getah terus menetes. Pohon-pohon itu berdiri dalam keadaan lemah, seperti menunggu ajal. Namun berkat semangat gotong royong, perlahan tanda kehidupan mulai kembali. Luka mengering, daun muda bermunculan, bahkan beberapa pohon kembali berbunga.

Bagi Sutama, kekuatan kelompok tani bukan semata pada jumlah anggotanya, tetapi pada kemauan untuk saling mendukung. Ia percaya, petani bisa mandiri jika berani belajar, mencoba hal baru, dan tetap percaya pada kekuatan alam. “Tentu, keberhasilan ini tak lepas dari pendampingan dan bimbingan dari para penyuluh pertania kita,” pungkasnya.

“Ini bukan sekadar alternatif,” ujar seorang petani dengan penuh keyakinan, “tapi sudah jadi jalan utama kami untuk menyelamatkan durian.”

Kontributor Humas DPD Perhiptani Kabupaten Buleleng

What's Your Reaction?

Like Like 9
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0