Angkat Subak dan Carbon Farming di Forum ASEAN Plus Three
I Kadek Gandhi, petani berprestasi Bali, terpilih jadi delegasi Indonesia di ASEAN+3 Youth Forum di Laos. Presentasikan potensi Subak, Agroekoeduwisata Strawberry Corps, & konsep Carbon Farming.

I Kadek Gandi, Petani berprestasi Tingkat Provinsi Bali pada acara Forum Komunikasi Profesi Penyuluh Pertanian 2024, terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam program ASEAN Plus Three on Skills Development for Youth in Sustainable Eco-Tourism and Agro-Tourism. Dalam forum bergengsi itu, ia mempresentasikan berbagai potensi pariwisata Indonesia, khususnya subak dan budaya Bali, serta usaha yang dimilikinya PT. Strawberry Corps Indonesia yang berkonsep Agroekoeduwisata.
Bersama dua delegasi lainnya yang direkomendasikan langsung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gandhi hadir sebagai delegasi penuh pada workshop yang berlangsung pada 25-30 Desember 2024 di World Heritage City, Luang Prabang, Laos.
Program ini bertujuan untuk menumbuhkan pengetahuan, kapasitas, dan membangun jaringan di bidang ekowisata dan agrowisata berkelanjutan di antara pemuda dan wirausahawan muda ASEAN+3.
Gandhi, ia kerap disapa memaparkan bagaimana potensi Indonesia dan Bali terutama di sektor pertanian dan pariwisata, beserta tantangan utama yang dihadapi saat ini (sampah, kemacetan, dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali), dilengkapi dengan dampak nyata yang telah dilakukan bagi keberlanjutan pariwisata lokal berbasis Masyarakat (CBT / Community Based Tourism).
“Salah satu poin utama, yang saya presentasikan adalah pentingnya pelibatan masyarakat adat dan komunitas lokal secara bermakna serta penerapan konsep “Carbon Farming”. Yaitu, pengolahan bahan organic sisa hasil pertanian menjadi kompos dan dikembalikan ke lahan pertanian, sehingga selain meningkatkan kesuburan lahan juga dapat meningkatkan kapasitas penyerapan karbon oleh tanah, “ tutur pria Jebolan Universitas Udayana.
Program yang diinisiasi ASEAN ini, lanjut Gandhi, bertujuan mengembangkan keterampilan pemuda dalam mempromosikan ekowisata dan agrowisata berkelanjutan, sembari menjelajahi beberapa objek ekowisata dan agrowisata lokal di daerah LAOS. “Fokusnya mencakup pengelolaan sumber daya alam, budaya, sejarah lokal, serta pengembangan komunitas,” tandasnya.
Selain pembelajaran teori, peserta juga mengikuti sesi praktik yang mendalam, menjadikan acara ini lebih dari sekadar forum diskusi.
Salah satu yang Gandhi sampaikan yakni, perlunya integrasi antara sektor agro atau ekowisata terhadap teknologi dan perlunya dukungan penuh baik secara finansial maupun non material pada pemuda yang merintis usaha di bidang yang disebutkan melalui berbagai macam program yang dibuat.
Dengan adanya keterwakilan Anak Muda dari Indonesia, komitmen kuat pemerintah dalam sektor pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan pun tercermin melalui dukungan penuh terhadap partisipasi delegasi muda seperti Gandhi.
Acara ini menegaskan peran strategis pemuda dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan di tingkat regional. Workshop ini pun memiliki peluang besar untuk memperluas jaringan, berbagi pengetahuan, dan menciptakan dampak positif di komunitas masing-masing.
Harapannya, Gandhi dan delegasi lainnya mampu membawa inspirasi dan pembelajaran berharga untuk diterapkan di tanah air dan berdampak bagi Asean+3. Menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, meningkatkan lebih banyak keterlibatan masyarakat, dan pengentasan kemiskinan melalui ekowisata dan agrowisata. (dewi)
What's Your Reaction?






