“Tanitech, Jurus Dongkrak Produktivitas Petani”
Tanitech yang digagas Perhiptani Jembrana, membawa harapan baru bagi petani. Inovasi ini menjadi senjata baru petani menuju panen melimpah, biaya hemat, dan pertanian berkelanjutan.
“Tanitech, Jurus Dongkrak Produktivitas Petani”
Gebrakan baru tengah menggeliat di lahan pertanian Jembrana. Melalui demplot padi varietas Sri Dewi di wilayah kerja Desa Banyubiru, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Jembrana membuktikan bahwa inovasi teknologi Tanitech mampu membawa perubahan nyata di sawah petani.
Program terpadu ini bukan sekadar menaikkan produktivitas, tapi juga menekan biaya tanam serta membuka jalan menuju pertanian modern dan ramah lingkungan.
Ketua DPD Perhiptani Jembrana I Dewa Nyoman Darmayasa, SP., MP., menegaskan bahwa Tanitech menjadi bukti nyata bahwa petani siap bertransformasi.
“Sudah saatnya petani Jembrana naik kelas. Dengan Tanitech, kita buktikan bahwa modernisasi pertanian bukan sekadar wacana, tapi kenyataan yang bisa dirasakan langsung di lapangan,” ujarnya penuh semangat.
Produktivitas Naik, Biaya Menurun
Hasilnya terbukti menggembirakan. Bedasarkan hasil ubinan, produktivitas padi varietas Sri Dewi mencapai 9,597 ton per hektar, atau sekitar 3,36 ton per 35 are setelah penyesuaian kadar air 30 persen. Dengan harga gabah kering panen (GKP) Rp6.700 per kilogram, total pendapatan kotor petani mencapai Rp64,3 juta per hektar, atau Rp22,5 juta untuk lahan 35 are.
Setelah dikurangi biaya produksi sekitar Rp25,4 juta per hektar, petani masih mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp13,6 juta per hektar. Analisa usaha tani juga menunjukkan titik impas (BEP) di angka 3,7 ton per hektar, yang berarti setiap hasil di atas itu sudah menguntungkan petani.
“Artinya, teknologi ini bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga ramah di kantong petani,” tegas Darmayasa sambil tersenyum.
Kolaborasi Jadi Kunci Sukses
Keberhasilan ini lahir dari kolaborasi erat antara penyuluh, petani, dan Perhiptani. Mereka bahu-membahu di lapangan — mengatur pola tanam, menguji pupuk organik, hingga mengoptimalkan penggunaan lampu perangkap hama tenaga surya.
Kepala BPP Negara, I Made Suarnawa, S.ST., mengapresiasi hasil tersebut.
“Demplot Tanitech menjadi contoh nyata bagaimana penyuluhan mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Kami harap model ini bisa direplikasi di desa-desa lain,” katanya.
Koordinator POPT Kabupaten Jembrana Anak Agung Gede Garba Yogantara, SP., menambahkan bahwa penerapan teknologi Tanitech juga memperkuat pengendalian hama terpadu di lapangan.
“Serangan OPT turun signifikan. Kombinasi pupuk berimbang dan pestisida sesuai ambang kendali membuat tanaman lebih sehat dan tahan penyakit,” jelasnya.
Petani Kian Percaya Diri
Petani pelaksana I Gede Eka Mei Suparmita mengaku puas dengan hasil panen yang diperoleh.
“Awalnya kami ragu karena banyak teknologi baru. Tapi setelah mencoba, hasilnya luar biasa. Produksi meningkat, biaya turun. Kami siap lanjutkan Tanitech di musim berikutnya,” katanya bersemangat.
Penyuluh wilayah Desa Yehanakan, Kuswanti, SP., menilai keberhasilan ini sebagai hasil dari kerja sama dan semangat belajar petani.
“Mereka tidak hanya menerima inovasi, tapi juga aktif mempraktikkan teknologi Tanitech di lapangan. Ini bukti nyata bahwa petani Jembrana siap berubah,” ujarnya bangga.
Menanam Harapan Baru
Kini, dari hamparan sawah Banyubiru, semangat baru tengah tumbuh. Perhiptani Jembrana tidak hanya menanam padi, tapi juga menanam harapan bahwa pertanian masa depan bisa lebih modern, efisien, dan berkelanjutan.
Gerakan ini menjadi simbol kebangkitan pertanian Jembrana. Sebuah langkah pasti menuju transformasi yang berpihak pada petani, lingkungan, dan generasi mendatang. (Trio.B)
Koresponden DND DPD Perhiptani Jembrana
What's Your Reaction?
Like
2
Dislike
0
Love
0
Funny
0
Angry
0
Sad
0
Wow
0