“Tembus 10,6 Ton, Kini Petani Cukup Klik “Call Me Opa”!

Modernisasi pertanian di Kota Denpasar kian terasa. Petani Subak Sembung berhasil menorehkan produktivitas padi hingga 10,6 ton GKP per hektare. Tak hanya soal hasil panen yang melimpah, kini petani Denpasar juga bisa memesan alat dan mesin pertanian cukup lewat ponsel aplikasi “Call Me Opa” — inovasi layanan digital yang dikembangkan Dinas Pertanian untuk mempercepat mekanisasi di tingkat subak.

Nov 1, 2025 - 00:09
Nov 1, 2025 - 05:01
 0  31
“Tembus 10,6 Ton, Kini Petani Cukup Klik “Call Me Opa”!

“Tembus 10,6 Ton, Kini Petani Cukup Klik “Call Me Opa”!

Petani krama (anggota,red) Subak Sembung tampak sumringah di tengah hamparan padi yang menguning. Modernisasi pertanian di Kota Denpasar mulai membuahkan hasil menggembirakan. Dengan penerapan teknologi budidaya dan pendampingan intensif, para petani berhasil menorehkan produktivitas tinggi hingga 10,6 ton gabah kering panen (GKP) per hektare untuk varietas unggul Inpari 32 HDB.

Kini, wajah baru pertanian Denpasar semakin nyata. Melalui inovasi digital “Call Me Opa” (Panggil Saya Operator Alsintan), petani tak lagi kesulitan mencari operator atau menyewa alat dan mesin pertanian. Cukup dengan beberapa kali klik lewat ponsel, layanan alsintan bisa dipesan secara cepat, transparan, dan terjadwal. Inovasi ini menjadi langkah maju Dinas Pertanian Kota Denpasar dalam mendorong pertanian yang efisien, modern, dan berpihak kepada petani.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gusti Ayu Ngurah Anggreni Suwari, SP, M.Si., menyampaikan apresiasi atas sinergi antara BRMP Bali dan pemerintah daerah dalam mendampingi petani. Menurutnya, hasil panen kali ini menjadi bukti nyata bahwa penerapan teknologi dan pendampingan berkelanjutan mampu meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah perkotaan.

“Panen padi varietas Inpari 32 HDB kali ini benar-benar menggembirakan. Berdasarkan pengambilan ubinan di dua titik, lahan milik Agung Ardika menghasilkan 6,310 kilogram, sedangkan lahan milik Pan Muka mencapai 7,710 kilogram. Rata-rata produktivitasnya mencapai 10,6 ton gabah kering panen per hektare,” ujarnya.

Anggreni menambahkan, inovasi “Call Me Opa” hadir sebagai jawaban atas kendala klasik yang kerap dihadapi petani, seperti keterlambatan panen dan pengolahan lahan. Melalui aplikasi ini, petani dapat memesan layanan alsintan secara digital, memantau jadwal, hingga mengetahui biaya sewa secara transparan.

“Tujuan kami sederhana, mempermudah petani, menekan biaya produksi, dan mengajak generasi muda ikut terlibat dalam pertanian digital,” tegasnya.

Koordinator Penyuluh BPP Kecamatan Denpasar Utara, Luh Ketut Ari Abadi, SP, menambahkan bahwa penerapan aplikasi “Call Me Opa” di wilayahnya telah berjalan efektif. Sistem ini memudahkan petani memesan alat dan mesin pertanian seperti traktor, transplanter, dan combine harvester tanpa harus menunggu lama.

“Dalam aplikasi ini sudah tersedia fitur pemesanan alsintan tanam, panen, operator, biaya sewa, hingga jadwal penggunaan. Setiap subak juga didampingi penyuluh lapangan (PPL) agar layanan berjalan lancar,” jelas Ari Abadi yang juga menempati Bidang Kerjasama dalam kepengurusan DPW Perhiptani Bali.

Sementara itu, Pekaseh Subak Sembung I Made Dara Yasa turut mengungkapkan rasa syukur sekaligus harapannya. Ia menilai modernisasi pertanian membawa perubahan nyata bagi petani, meski tantangan di lapangan tetap ada.

“Kami bersyukur hasil panen kali ini melimpah. Tantangan kami sekarang lebih pada serangan tikus, burung, dan kepiting yang merusak saluran irigasi. Untuk itu, kami akan segera mengajukan proposal perbaikan agar musim tanam Desember nanti bisa berjalan lancar,” harapnya.

Dari pihak BRMP Bali, Sagung Ayu Nyoman Aryawati, SP, MP, selaku Penanggung Jawab LTT di Kota Denpasar, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendampingi petani melalui penerapan teknologi modern dan program pendampingan terukur.

“BRMP Bali selalu siap bersinergi dengan petani, penyuluh, dan pemerintah daerah. Langkah ini merupakan bagian dari percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) menuju terwujudnya swasembada pangan nasional,” tandasnya. (Trio.B)

Koresponden Rully DPD Perhiptani Kota Denpasar

What's Your Reaction?

Like Like 2
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0