David Hermawan, S.P.: “Feromon & Jamur, Senjata Ampuh Tumpas Kumbang Tanduk”

Berawal dari keluhan petani yang kesulitan mengendalikan kumbang tanduk di pucuk kelapa tinggi, David menggagas solusi praktis. Inovasi cerdas, perangkap larva berbasis jamur Metarhizium anisopliae dan perangkap feromon untuk kumbang dewasa. Kombinasi dua metode ini terbukti menekan populasi hama tanpa pestisida.

Oct 29, 2025 - 04:01
Oct 29, 2025 - 04:03
 0  34
David Hermawan, S.P.: “Feromon & Jamur, Senjata Ampuh Tumpas Kumbang Tanduk”

David Hermawan, S.P.:

“Feromon & Jamur, Senjata Ampuh Tumpas Kumbang Tanduk”

Dari kebun kelapa di ujung barat Pulau Bali, muncul sosok muda yang menyalakan semangat baru pertanian berkelanjutan. David Hermawan, S.P., penyuluh pertanian lapangan di BPP Kecamatan Melaya, menghadirkan inovasi cerdas untuk menekan serangan kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) hama yang kerap membuat petani kelapa kewalahan.

Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, tahun 2018 ini resmi mengabdikan diri sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sejak 2019, setelah berhasil lolos seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Dengan semangat muda dan idealisme tinggi, David memilih jalan pengabdian di sektor pertanian.

“Saya ingin bekerja sesuai bidang yang saya pelajari di kampus. Menjadi penyuluh berarti belajar tanpa henti, karena setiap hari kita berhadapan langsung dengan realitas di lapangan,” ujar David di sela kegiatan pembinaan kelompok tani.

Baginya, profesi penyuluh bukan sekadar pekerjaan, melainkan ruang untuk terus bertumbuh, berbagi ilmu, dan menghadirkan solusi nyata bagi petani di daerahnya.

Antara Tradisi dan Transformasi

Menghadapi petani yang sebagian besar masih berpegang pada cara-cara tradisional bukan perkara mudah. Perubahan perilaku dan penerimaan terhadap teknologi baru menjadi tantangan tersendiri.

“Mereka sudah terbiasa dengan pola lama, jadi ketika kita menawarkan teknologi baru, ada rasa ragu. Tapi saya belajar, perubahan tidak bisa dipaksa, harus melalui proses dan kepercayaan,” ujarnya.

Untuk itu, David memilih pendekatan personal berdialog, memberi contoh nyata, dan menggunakan bahasa sederhana agar pesan penyuluhan mudah diterima. “Begitu petani melihat hasilnya langsung, mereka biasanya justru bersemangat mencoba,” tambahnya.

Perangkap Kumbang

Masalah besar muncul ketika petani di wilayah binaannya mengeluhkan serangan kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) pada kelapa yang tumbuh tinggi. Penyemprotan pestisida tak lagi efektif, sementara kerusakan pada pucuk tanaman terus meluas.

Dari situ, David menggagas inovasi pengendalian OPT kelapa berbasis bioteknologi sederhana namun efektif. Ia mengembangkan dua metode. Pertama, Perangkap larva menggunakan jamur Metarhizium anisopliae. Dan kedua, Perangkap kumbang dewasa berbasis feromon pemikat alami.

Jamur Metarhizium bekerja menyerang larva di dalam tanah, menyebabkan kematian tanpa mencemari lingkungan. Sementara feromon meniru aroma kimia kumbang betina untuk menarik kumbang jantan agar terperangkap sebelum sempat bertelur.

“Dua pendekatan ini saling melengkapi. Jamur menekan populasi di tanah, feromon menahan serangan dari udara. Jadi pengendalian dilakukan dari dua sisi sekaligus,” jelasnya.

Hasilnya? Beberapa kelompok tani melaporkan penurunan signifikan serangan kumbang tanduk. Selain efektif, cara ini jauh lebih ekonomis dan ramah lingkungan sejalan dengan arah pertanian berkelanjutan yang tengah digalakkan pemerintah.

Membangun Kepercayaan, Menumbuhkan Harapan

Bagi David, keberhasilan penyuluhan bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang kemitraan dan kepercayaan. “Penyuluh harus jadi jembatan antara ilmu dan praktik di lapangan. Tanpa kepercayaan petani, inovasi tak akan berjalan,” tegasnya.

Ia berharap ke depan penyuluh bisa lebih fokus di lapangan, bukan terjebak pada rutinitas administratif. Dukungan sarana, alat peraga, dan media penyuluhan menjadi hal penting agar kegiatan pendampingan berjalan efektif. “Kalau fasilitas memadai, kami bisa lebih banyak memberi contoh langsung kepada petani,” tambahnya.

Meski tantangan tak sedikit, David mengaku bangga dengan profesinya. “Pekerjaan ini bukan sekadar mencari nafkah. Ini panggilan hati untuk membantu petani dan berkontribusi bagi bangsa,” ujarnya tersenyum.

Dedikasi dan inovasi David Hermawan menjadi bukti nyata bahwa penyuluh muda mampu menjadi agen perubahan. Lewat perangkap kumbang tanduk berbasis jamur Metarhizium dan feromon, ia tak hanya menyelamatkan pohon kelapa, tapi juga menumbuhkan harapan baru bagi petani Jembrana.

Sebuah langkah kecil dari desa, namun dampaknya terasa besar bagi masa depan pertanian Indonesia.

Mengabdi dengan Hati

Bagi David, menjadi penyuluh bukan sekadar pekerjaan. “Saya ingin dekat dengan petani, belajar dari mereka, dan membantu mereka berkembang. Itu kebahagiaan tersendiri,” ujarnya.

Ia berharap penyuluh pertanian mendapat dukungan fasilitas dan kesempatan lebih banyak turun ke lapangan. Dengan begitu, inovasi semacam ini bisa terus lahir dari praktik nyata di tengah masyarakat.

Koresponden David DPD Perhiptani  Jembrana

What's Your Reaction?

Like Like 3
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0