KWT Tunjung Sari, Belajar Mengolah Singkong Menjadi Mocaf
KWT Tunjung Sari di Klungkung ikut Bimtek olah singkong jadi tepung Mocaf, alternatif sehat pengganti nasi & bebas gluten. Diharapkan tingkatkan nilai ekonomi & pendapatan petani.

Banyak yang bilang, baru merasa kenyang kalau sudah makan nasi. Padahal, sumber karbohidrat begitu beragam. Tidak ada nasi, singkong pun jadi. Jika singkong diolah menjadi tepung Mocaf, hasilnya tidak akan kalah dari nasi yang kita santap sehari hari.
Hal itu terungkap pada acara Bimtek (Bimbingan Teknis) cara mengolah singkong menjadi tepung Mocaf, yang diselenggarakan di Sekretariat KWT Tunjung Sari di Desa Aan, Sengkiding, Banjarangkan Kabupaten Klungkung Bali pada Jumat, (23/8). Bimtek yang melibatkan 30 rang peserta yang tergabung dalam KWT Tunjung Sari. Tampak ibu-ibu begitu antusias menyimak proses pembuatan tepung Mocaf mulai dari tahap pengolahan singkong hingga analisa usaha secara rinci.
Bimtek ini dipandu, Desak Diah Wijayanti, S.P., M.Agb, Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Klungkung. Dikatakan, Mocaf merupakan singkatan dari modified cassava flour atau tepung singkong modifikasi. Tepung mocaf memiliki beberapa keunggulan, salah satunya tepung ini aman untuk penderita alergi gluten. Selain itu, tepung mocaf juga memiliki kandungan kalori dan lemak yang lebih rendah serta lebih banyak mengandung air dibandingkan tepung-tepung yang lain. Selain keunggulannya dalam bidang kesehatan, pengolahan tepung mocaf cukup mudah untuk dilakukan. “Untuk itu, mocaf dapat diolah untuk dijadikan produk olahan pangan yang berpeluang untuk meningkatkan nilai ekonomi pribadi maupun kelompok masyarakat”, jelas Desak Diah.
Selain materi utama tentang pembuatan tepung mocaf, Bimtek kali ini juga diisi dengan
sosialisasi mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR), Asuransi Usaha Tani Padi, dan Asuransi
Ternak Sapi. Materi sosialisasi ini disampaikan oleh Imelda Juju, S.P., dari Bidang Sarana
dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung. Tujuan dari sosialisasi ini adalah
untuk memberikan pemahaman kepada para petani tentang program-program pemerintah yang bisa mendukung usaha mereka.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunjung Sari di Desa Aan, Sengkiding, merupakan komunitas yang beranggotakan ibu-ibu tani yang fokus pada budidaya padi dan bunga pacah, serta pengolahan pangan seperti kue basah. Ketua KWT Tunjung Sari, Dewa Ayu Puspawati, menyampaikan rasa syukur dan kegembiraannya atas pelaksanaan bimtek ini. "Kami di Kelompok Wanita Tani sangat senang dengan adanya bimtek ini. Kami berharap kegiatan serupa bisa terus diadakan dengan materi yang dapat menambah pengetahuan kami dan membantu meningkatkan pendapatan keluarga kami. Buat bapak ibu penyuluh jangan bosan membimbing kami" ujarnya.
Suasan Bimtek pun mejadi lebih menarik dan interaktif. Pasalnya, disela-sela kegiatan diselingi dengan kuis-kuis seputar materi yang disajikan oleh narasumber. Dengan semangat yang tinggi, para anggota KWT Tunjung Sari berharap pengetahuan yang mereka peroleh dari bimtek ini bisa diterapkan dalam usaha mereka, sekaligus membuka peluang baru dalam pengembangan produk olahan berbasis lokal. (arya)
What's Your Reaction?






