Dari Farmasi ke Pertanian: “Silviana, Perempuan yang Tak Pernah Berhenti Belajar”
Silviana Kusuma Wardhani, S.P. bukanlah wajah baru di dunia pertanian. Lulusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2003 ini telah meniti perjalanan panjang, dengan jejak pengabdian yang membentang dari sawah hingga ruang-ruang pelatihan. Ragam peran itu membentuk Silviana menjadi pribadi multitalenta. Tangguh, fleksibel, dan penuh semangat belajar. Baginya, semua pengalaman itu saling terkait dan saling memperkuat.

Dari Farmasi ke Pertanian:
“Silviana, Perempuan yang Tak Pernah Berhenti Belajar”
Silviana Kusuma Wardhani, S.P. bukanlah wajah baru di dunia pertanian. Lulusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2003 ini telah meniti perjalanan panjang, dengan jejak pengabdian yang membentang dari sawah hingga ruang-ruang pelatihan.
Sejak 2009, Silviana memilih jalan hidupnya sebagai Tenaga Harian Lepas – Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP). Selama sepuluh tahun, ia hadir di tengah-tengah petani, turun langsung ke desa-desa, mendengarkan keluh kesah mereka, sekaligus membawa semangat perubahan. “Menjadi penyuluh itu bukan hanya soal menyampaikan teknologi, tapi juga soal mendengar dan memahami,” ucapnya. Tahun 2019, pengabdian itu berbuah kepercayaan ia diangkat sebagai P3K di Kecamatan Kepanjen, Malang.
Tak berhenti di situ, Silviana aktif memperluas perannya. Ia menjadi Trainer YESS, membimbing generasi muda agar percaya diri menekuni dunia pertanian. Ia juga dipercaya sebagai Pemandu Lapangan SLPTT Padi dan SLA Tembakau 2019–2024. Baginya, padi bukan sekadar tanaman, tetapi simbol kehidupan yang memberi nafas bagi bangsa.
Namun, jalan hidup Silviana tidak lurus semata di pertanian. Sebelum menekuni profesi penyuluh, ia sempat meniti karier di dunia farmasi sebagai Medical Representative PT Nufarindo (2003–2006). Dari sanalah ia belajar kedisiplinan dan keterampilan komunikasi yang kelak sangat berguna saat bersentuhan dengan petani.
Silviana juga seorang wirausaha tangguh. Pada 2013, ia mendirikan Rumah Kue Hayu, usaha kuliner yang masih berjalan hingga kini. Dunia kuliner memberinya ruang untuk menyalurkan kreativitas, sekaligus menopang keberlangsungan ekonomi keluarga.
Yang tak kalah menarik, Silviana juga memiliki kiprah di dunia olahraga. Sejak 2017, ia dipercaya menjadi Manager Sangrok Indonesia Taekwondo Academy. Di sana, ia mendampingi atlet muda, menanamkan disiplin, semangat juang, dan rasa percaya diri.
Ragam peran itu membentuk Silviana menjadi pribadi multitalenta. Tangguh, fleksibel, dan penuh semangat belajar. Baginya, semua pengalaman itu saling terkait dan saling memperkuat.
“Saya percaya, hidup ini bukan soal di mana kita memulai, tapi bagaimana kita memberi manfaat. Menjadi penyuluh adalah panggilan hati. Dari petani, saya belajar arti kesabaran, dan dari ladang, saya belajar arti kehidupan,” ucapnya pelan, dengan tatapan yang seolah menembus jauh ke horizon sawah yang hijau.
Kini, dengan segala pengalaman yang dimilikinya, Silviana terus melangkah. Dari ladang, dapur, hingga arena olahraga, ia hadir sebagai sosok inspiratif yang membuktikan bahwa pengabdian bisa lahir dari banyak jalan, namun selalu bermuara pada satu tujuan, menumbuhkan kehidupan.
What's Your Reaction?






