Yes, Besok Waktunya Panen !!!

Besok pagi, jangan kaget kalau Subak Meliling di Kerambitan Tabanan jadi lebih ramai dari biasanya. Petani dan penyuluh bakal turun bareng, memanen padi Inpari 32 hasil demplot Perhiptani Bali yang sejak awal digarap dengan teknologi ramah lingkungan.

Sep 24, 2025 - 05:25
 0  19
Yes, Besok Waktunya Panen !!!

Yes, Besok Waktunya Panen !!!

Besok pagi, jangan kaget kalau Subak Meliling di Kerambitan Tabanan jadi lebih ramai dari biasanya. Petani dan penyuluh bakal turun bareng, memanen padi Inpari 32 hasil demplot Perhiptani Bali yang sejak awal digarap dengan teknologi ramah lingkungan.

Tak terasa, setelah melalui proses tanam dan pendampingan intensif, demplot program kerja Perhiptani Bali di Subak Meliling, Kerambitan, Tabanan, akhirnya memasuki masa panen.

Sebuah pesan WhatsApp masuk ke ponsel I Dewa Nyoman Darmayasa, S.P., M.P. Isinya singkat tapi penuh arti. “Besok kita panen padi tanggal 25 September 2025 di Subak Meliling,” tulis I Gede Artha Sudiarsana, S.P., M.Agb., Ketua Bidang Inovasi dan Teknologi (IT) DPD Perhiptani Tabanan.

Tak menunggu lama, Darmayasa langsung membalas. “Kita kabarin Ketua Harian Perhiptani Bali. Kegiatan ini kita kemas dalam Farmer Field Day (FFD),” jawabnya.

Kabar itu segera diteruskan kepada Ketua Harian Perhiptani Bali, I Ketut Arya Sudiadnyana, S.P., M.Agb. Ia menyambut penuh antusias. Panen besok, bukan sekadar memetik gabah, melainkan bukti nyata bahwa teknologi ramah lingkungan bisa diterapkan langsung di sawah petani.

Farmer Field Day, forum interaktif yang memperkenalkan inovasi teknologi baru secara langsung di lapangan. “Kegiatan ini memperkenalkan teknologi langsung di lahan percontohan agar petani bisa melihat hasil nyata,” tegas Darmayasa Ketua Bidang IT DPW Perhiptani Bali.

Program kerjasama Perhiptani Bali dengan Greenway di Subak Meliling, Kerambitan, Tabanan, memang sejak awal disiapkan sebagai lahan percontohan. Demplot seluas 25 are milik I Made Sukerta itu ditanami varietas Inpari 32 pada 9 Juni 2025. Proses budidayanya dikawal ketat, mulai dari pengolahan tanah, pemupukan organik padat dan hayati cair, hingga pemantauan pertumbuhan tanaman.

Dalam penerapannya, petani menggunakan GLB Pupuk Organik Padat dan Pupuk Hayati Cair Greenway. Perlakuan dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni POP Suplemen Tanah 250 gram yang diberikan empat kali pada 3, 15, 35, dan 50 hari setelah tanam; POP Suplemen Buah 250 gram sekali aplikasi pada 50 hari setelah tanam; serta Pupuk Hayati Cair sebanyak 4 liter dengan empat kali aplikasi di fase yang sama.

Hasil monitoring menunjukkan hanya ada serangan hama penggerek batang dan wereng hijau, itupun dengan intensitas ringan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman. “Secara umum kondisi tanaman sangat baik. Memang ada penggerek batang dan wereng hijau, tapi serangannya tidak berarti sehingga tidak mengganggu perkembangan tanaman secara keseluruhan,” jelas Gede Artha.

Besok, di Subak Meliling akan menjadi saksi. Dari sawah kecil di Kerambitan, pesan sederhana itu bergema pertanian Bali sedang bertransformasi.

What's Your Reaction?

Like Like 3
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0