Status Boleh Berubah, Hati Tetap di Petani

Tidak ada seremoni meriah, tapi suasana justru terasa hangat dan penuh semangat. Sebanyak 38 penyuluh pertanian dari berbagai kecamatan berkumpul dalam satu forum Rapat Evaluasi Program Kerja DPD Perhiptani Klungkung. Perubahan status penyuluh yang kini beralih ke kepegawaian pusat. Bagi sebagian orang, perubahan ini mungkin sekadar formalitas birokrasi. Status boleh bergeser, tapi tanggung jawab tetap sama. Bahkan lebih besar.

Sep 3, 2025 - 13:49
 0  20
Status Boleh Berubah, Hati Tetap di Petani

Status Boleh Berubah, Hati Tetap di Petani

 Balai Penyuluhan Pertanian Klungkung siang itu tampak berbeda. Tidak ada seremoni meriah, tapi suasana justru terasa hangat dan penuh semangat. Sebanyak 38 penyuluh pertanian dari berbagai kecamatan berkumpul dalam satu forum Rapat Evaluasi Program Kerja DPD Perhiptani Klungkung, Rabu, (3/9). Mereka datang bukan sekadar untuk mendengar laporan. Tapi untuk menyatukan langkah, berbagi cerita, dan merumuskan masa depan pertanian di Gumi Serombotan.

Kepala Dinas Pertanian, drh. Ida Bagus Gede Juanida, membuka pertemuan dengan sebuah pesan yang langsung menusuk.. Sambutannya sederhana, tapi langsung mengena “Perubahan status jangan sampai menjauhkan kita dari petani. Justru harus jadi penyemangat baru. Tetap hadir, tetap dekat, jangan pernah meninggalkan petani.”

Pesan itu merujuk pada perubahan status penyuluh yang kini beralih kepegawaian pusat. Bagi sebagian orang, perubahan ini mungkin sekadar formalitas birokrasi. Namun Juanida mengingatkan status boleh bergeser, tapi tanggung jawab tetap sama. Bahkan lebih besar.

Ia juga menekankan pentingnya koordinasi, terutama dalam hal yang paling krusial: pupuk bersubsidi. “Kalau koordinasi terganggu, petani yang paling dulu merasakan dampaknya,” ujarnya.

 Giliran Ketua DPD Perhiptani Klungkung, Nyoman Bagus Gede Surya Darma TR,S.P. menambahkan arahannya. Dengan suara penuh semangat, ia mengingatkan kembali peran vital penyuluh. “Penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian. Tanpa penyuluh, program hanya akan berhenti di meja rapat.”

Tiga hal ia titipkan untuk pegangan bersama. Pertama, peningkatan kapasitas penyuluh agar selalu relevan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Kedua, kerja sama lintas sektor karena pertanian tak bisa berdiri sendiri. Ketiga, kebersamaan dengan petani: bukan sekadar mendampingi, melainkan berjalan bergandengan tangan.

 

Diskusi pun mengalir. Bukan hanya laporan formal, tapi juga curhat lapangan: soal pupuk, soal alat, soal semangat petani yang naik turun. Dari ruang rapat sederhana itu, lahir berbagai solusi dan strategi baru.

Yang menarik, meskipun status penyuluh kini pindah ke pusat, semangat mereka justru makin kuat. “Status boleh berubah, tapi hati kita tetap di petani,” begitu kesimpulan yang terucap dari forum.

Kalimat itu sederhana. Tapi terasa sebagai janji yang lebih kuat daripada notulen rapat. Rapat evaluasi ini akhirnya bukan hanya menghasilkan catatan administratif. Ia menumbuhkan energi baru. Menyatukan visi. Dan mengingatkan kembali, bahwa pertanian sejatinya bukan sekadar program, melainkan kebersamaan antara penyuluh dan petani.

Karena tanpa kebersamaan itu, semua strategi hanyalah tulisan. Dan tanpa hati, pertanian hanyalah lahan yang menunggu ditinggalkan.

 Kontributor DPD Perhiptani Kabupaten Klungkung

What's Your Reaction?

Like Like 2
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0